Dewan Pendidikan Kabupaten Bekasi Soroti Polemik SDIT Atssurayya

Bekasi – Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Bekasi, Dr. Irwan Raharja menyayangkan kisruhnya dualisme kepemimpinan di SDIT Atssurayya, membuat anak didik dan para orangtua mengalami ketidaknyamanan dalam aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut.

Menurutnya, pihaknya telah melakukan mediasi sebagai salah satu fungsi Dewan Pendidikan sesuai dengan perundangan.”Kami sudah berkomunikasi dengan Disdik, Kabid SD. Dan secara sistem SDIT Atssurayya teregistrasi kepala sekolah yang baru yaitu Nanang Setya Ganda, S.Pd”, ujar Irwan Raharja.

Bacaan Lainnya

Ia pun menyesalkan kejadian sejak Januari 2023 lalu menjadi konflik yang berakibat pada siswa dalam proses belajar di SDIT Atssurayya.

“Siswa yang ada dihadapkan dengan konflik, karena guru pun ada yang pro dan kontra keputusan SK, sehingga anak-anak dibuat bingung dan kami memohon kepada yayasan bertindak tegas”, ujarnya kepada awak media, Rabu (19/7/2023).

Baca Juga : Relawan Garuda Alihkan Dukungan: Kemarin Kami Dukung Ganjar, Sekarang Bulat Untuk Prabowo di Pilpres 2024

Lebih lanjut Dr. Irwan Raharja menerangkan bahwa Dinas sesuai legal formal, untuk yang tercatat di sistem itu adalah kepala sekolah SDIT Atssurayya yang baru yaitu Nanang Setya Ganda S.Pd.

“Di legal formal Dinas Pendidikan ya Nanang Setya Ganda S.Pd bukan Alwi Alatas S.Pd, kalau kepala sekolah yang lama memaksakan nantinya kasihan murid pada saat ujian, dan sebagainya tidak bisa terentry di sistem Dinas Pendidikan, karena semuanya saat ini sudah by sistem”, katanya.

Ia menerangkan, dunia pendidikan adalah dunia yang sangat prinsip dan sangat fundamental, tapi ia cukup miris dan prihatin dengan dunia pendidikan di kabupaten Bekasi baik para share holder atau stake holder yang ada, karena memang tujuan kita turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, tapi di Bekasi ada beberapa kasus mirip dengan SDIT Atssurayya ini hal ini tentunya mengganggu proses belajar mengajar, karena prosesnya terganggu outcome output nya pasti tidak akan maksimal.

“Ini mempengaruhi lulusan peserta didik, tentunya akan mempengaruhi IPM nya. Orientasi pemerintah dimana 2045 menjadi Indonesia Emas, tentunya anak-anak yang sekarang masih SD ini akan memberikan kontribusi yang sangat besar di 2045, dan Indonesia sudah 100 tahun merdeka, basic manusia menjadi matang menjadi dewasa melalui pendidikan, pendidikan formal, non formal dan sebagainya adalah Education”, tambahnya.

“Harus ada keberanian dari Yayasan, harus ada terobosan kalau secara legal formal sudah jelas tapi masih ada oknum, intinya bersikap lebih berani agar siswa dan guru dapat menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan baik”, imbuhnya. ***

 

.

Pos terkait