Tegal – Penanaman perdana bibit tebu dalam program Agroforestri Tebu Mandiri (ATM) Perum Perhutani dilaksanakan di kawasan hutan negara petak 29c RPH Wanayasa BKPH Margasari KPH Balapulang Divisi Regional Jawa Tengah Sabtu, (29/10/2022)
Kegiatan tersebut dipimpin oleh Natalas Anis Harjanto selaku Direktur Operasi Perum Perhutani dan juga General Manager PT.Rajawali 2, Manager PG pangkah, General Manager PG tersana baru, Dirut PT SGN, Kadivre Jateng, R Ratmanto, dan beberapa Kepala Pemangkuan Hutan (KPH) yaitu ADM KPH Balapulang, ADM KPH Blora, ADM KPH Gundih, ADM KPH mantingan, ADM KPH Pati,ADM KPH pemalang, ADM Surakarta,
Acara ini juga turut dihadiri Camat Pagerbarang, Pambudiono, Kapolsek Pagerbarang, Novell Danramil Pagerbarang, Sutikno, Kades Srengseng, Kades Rajegwesi dan juga 5 kelompok LMDH.
R. Ratmanto, Kadivre Jawa Tengah mengungkapkan bahwa sesuai arahan dari kantor pusat dari direksi sebagaimana yang tertuang di dalam RJPP Perum Perhutani tahun 2022-2024, salah satu program strategisnya adalah melaksanakan kegiatan Agroforestry Tebu Mandiri yang tujuannya untuk bersinergi mendukung peningkatan ketahanan pangan, Utamanya untuk kedepan adalah Swasembada Gula Nasional tentunya kami sangat mendukungnya
Haris Setiana, selaku Administratur KPH Balapulang mengatakan sangat bersyukur karena bisa hadir di petak 29 c RPH Wanayasa BKPH Margasari.
Ia pun kemudian memberikan sedikit gambaran tentang kegiatan program ATM di KPH Balapulang. “Kebetulan kami dari KPH Balapulang untuk tahun 2022 di Divre Jawa Tengah mempunyai luasan yang paling banyak, yaitu 410 Hektar dari luas Divre Jateng 1.300 Hektar.”jelasnya.
“Setelah ada penugasan dari pemerintah kemudian dari Kementrian maka kami tempuh aspek Legalnya. Ini sudah dilaksanakan revisi RPKH nya pada tanggal 30 desember 2021 dibandung,kemudian kita ajukan RTT untuk tahun 2022 dan disahkan pada tgl 18 Februari 2022, Sehingga awal tahun tebangan B kita tidak ada kendala, Sehingga kita bisa memulai di awal tahun.”lanjutnya.
Sedangkan luasan ATM di KPH Balapulang ada 410 hektar. Jadi hanya ada 2 BKPH yaitu Margasari seluas 386,4 hektar dan BKPH Larangan seluas 21,4 hektar,dan tersebar di seluruh 75 anak petak.
“Untuk RPH di BKPH Margasari yaitu RPH kalibanteng ada 18 anak petak, dan RPH kali gimber ada 18 anak petak dan untuk RPH Wanayasa ada 33 anak petak, karena jumlahnya cukup banyak sehingga kami tempatkan mandor-mandor dari BKPH lain yang mempunyai waktu longgar untuk menjadi mandor tebu.
Sementara untuk lokasi ATM ini berasal dari Kelas Hutan TK,TBK,TJKLR (kayu mahoni yang kurang bagus) kemudian dari TKLR ( kayu sengon ) yang pertumbuhanya kurang bagus dan TBKP yang kurang baik untuk perusahaan,
“Alhamdulillah kami dari KPH Balapulang dan BKPH Margasari juga memberikan kambing masing – masing 1 ekor untuk 5 Kelompok LMDH yang hadir. Semoga bermanfaat dan kelompok LMDH tersebut juga bisa ikut mensukseskan program ATM dan semoga terus mejadi mutra yang baik dengan kami yaitu Perhutani.”pungkasnya (pandi)