Sampai Akhir Tahun 2017, Rupiah Diprediksi Melemah

JAKARTA, TEROPONG INDONESIA.COM – Nilai tukar Rupiah (IDR) terhadap Dolar AS (USD) pada perdagangan beberapa hari terakhir diketahui melemah. Dolar menguat cukup tajam dan menembus diharga Rp 13.500. Beberapa ekonom meramalkan, lemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) bisa terjadi hingga akhir 2017.

“Saya pikir penguatan Dolar dapat berlanjut apabila didukung oleh perbaikan dan konsistensi data-data ekonomi AS,” kata Ekonom Bank Permata, Josua Pardede.

Bacaan Lainnya

Penguatan Dolar AS terhadap Rupiah salah satunya karena rencana pemerintahan Donald Trump melakukan pemangkasan pajak, serta beberapa situasi dan isu politik global. “Tren penguatan Dolar masih berpotensi terjadi hingga akhir tahun, seiring dengan pengetatan kebijakan moneter yang akan direalisasikan pada akhir tahun ini”

Namun demikian, Josua mempercayai Bank Indonesia (BI) akan selalu berada di pasar uang untuk melakukan langkah-langkah stabilisasi, apabila pergerakan Rupiah tidak sesuai dengan fundamentalnya. Selain itu, Rupiah juga masih ditopang oleh penguatan fundamental ekonomi seperti terkendalinya inflasi, terkendalinya defisit neraca transaksi berjalan, peningkatan cadangan devisa, serta pemulihan pertumbuhan ekonomi. ungkap dia.

Sementara Ekonomi dari INDEF, Bhima Yudhistira mengatakan butuh waktu cukup lama untuk menggerek rupiah hingga titik keseimbangan yakni antara Rp 13.400 per dolar AS. Penguatan Dolar AS ini bisa bertahan sampai akhir 2017,” kata Bhima.

Selain berdampak pada nilai tukar, Bhima mengungkapkan dampak lain pemerintahan AS yang ingin melakukan pemangkasan pajak juga kepada capital outflow, bunga surat utang naik, beban biaya produksi industri menjadi naik khususnya pada produk bahan bakunya impor.

“Solusinya memang fundamental ekonomi harus diperkuat. Kalau rupiah terlalu rendah BI bisa-bisa melakukan operasi moneter, dengan kata lain BI bisa menguatkan kembali nilai tukar Rupiah dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) milik Pemerintah dalam denominasi rupiah maupun valuta asing (valas), baik di pasar spot, forward, atau swap.” papar dia. (red/det)

Pos terkait