BEKASI SELATAN, Presiden Joko Widodo akhirnya meresmikan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) seksi 1B dan 1C sepanjang 8,26 km, setelah 22 tahun mangkrak.
Informasi yang dihimpun dari Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden, lokasi peresmian berada di Sumber Artha, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat. Peresmian pengoperasian tol yang sempat tertunda sejak tahun 1998 ini dilakukan Jokowi pukul 08.00 WIB, Jumat (3/11/2017).
Berdasarkan data PT Waskita Karya Toll Road, secara keseluruhan tol ini memiliki panjang 23,8 km yang terdiri dari 2 seksi. Seksi 1 sendiri dibagi lagi menjadi A, B dan C, sedangkan yang akan diresmikan pengoperasiannya hari ini adalah seksi 1B dan 1C.
Awal pintu tol dimulai dari gerbang tol atau ramp on Cipinang di Jakarta Timur hingga ramp on di Jakasampurna. Kendaraan nantinya bisa melaju hingga kecepatan 80 km/jam dengan jumlah lajur 2×3, lebar 3,5 meter.
Sebagai informasi, rencana pembangunan jalan tol ini sudah diinisiasi sejak 1995 dengan tujuan mengurangi kemacetan di jalur Bekasi-Jakarta. Setahun kemudian, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga yang merupakan patungan empat perusahaan yang menjadi investor jalan tol Becakayu mendapatkan konsesi pengelolaan ruas tol ini.
Dua tahun berselang atau pada 1998, Indonesia didera krisis moneter yang memporak-porandakan berbagai aspek ekonomi di tanah air. Proyek jalan tol ini menjadi salah satu yang terkena imbasnya hingga akhirnya mangkrak.
Di 2013 kementerian yang waktu itu masih bernama Kementerian Pekerjaan Umum (PU), menggelontorkan dana Rp 350 miliar untuk membantu proses pembebasan lahan jalan tol ini. Tujuannya menstimulus dilanjutkannya kembali pembangunan jalan tol ini.
Tapi ternyata imbas krisis ekonomi 1998 ditambah krisis ekonomi 2008 ke Investor Jalan tol Becakayu masih terasa. Sehingga proses pembangunan pun masih tersendat.
Akhirnya, pada Oktober 2014, Waskita Karya lewat anak usahanya PT Waskita Toll Road mengambil alih sebagian besar saham Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga.
Lewat akuisisi saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 240 miliar itu, BUMN konstruksi tersebut langsung menguasai kepemilikan sebesar 60% atas PT Kresna Kusuma Dyandra Marga.
Surat Izin Mulai Kerja (SIMK) pun dikeluarkan pada 5 Februari 2015 untuk pengerjaan seksi 1B dan 1C sepanjang 8 km. Secara keseluruhan, tol ini ditarget bisa beroperasi secara penuh pada 2019 mendatang (red)