BEKASI, TEROPONG INDONESIA.COM – Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Bekasi sesalkan sikap Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Cikarang, Kabupaten Bekasi, Risman Tarihoran, yang menunjukan kekesalannya kepada wartawan saat hendak ingin melakukan wawancara.
“Selaku Ketua IWO Kabupaten Bekasi, saya sangat menyesalkan sikap Kajari Risman Tarihoran yang menunjukan arogansinya di depan umum, di depan orang banyak, bahkan sampai menunjuk dengan jari tangan kepada wartawan ketika hendak mewawancarainya,” kata Ketua IWO Kabupaten Bekasi Septiaji, Rabu (18/10).
Sementara Sekretaris IWO, Dede Kurniawan menegaskan, wartawan yang sedang melaksanakan tugas jurnalisnya, mendapat perlindungan hukum berdasarkan Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.
“Tindakan itu jelas melukai perasaan insan pers, sekaligus dapat mencederai nama baik intitusi Kejaksaan,” tandasnya.
Menurut Dede, kejadian yang berawal saat beberapa wartawan meminta tanggapannya soal informasi penegakan hukum di Kabupaten Bekasi, atas dugaan korupsi.
“Bukan hanya itu, Kajari juga menunjuk dengan tangannya ke muka wartawan bernama Jiovano dengan mengatakan, apalagi wartawan ini, males saya. Itu kan menunjukkan arogansinya,” tukasnya.
Peristiwa sebelumnya, arogansi yang ditunjukkan oleh Kajari Cikarang, Risman Tarihoran menunjukkan seolah seperti preman jalanan.
Pasalnya, saat wartawan salah satu media cetak yang hendak melakukan wawancara terkait penegakan hukum di Kabupaten Bekasi, justru melontarkan perkataan yang kurang sedap didengar.
Sementara itu, Jiovanno mengatakan, sikap Kajari Cikarang, tidak mewujudkan sebagai pejabat dan dinilai kurang beretika terhadap wartawan.
Karena, kata dia, selain wartawan ingin mendapatkan informasi, justru menghindar dan menunjuk-nunjuk.
“Saya merasa sedikit malu aja di depan umum. Kajari merasa tidak sudi diwawancarai dan sedikit berucap dengan nada tinggi untuk menghindar,” kata Jiovanno kepada sejumlah awak media.
Padahal saat iti, kata Jiovanno, dirinya belum sama sekali bersuara untuk melakukan wawancara, namun Kepala Kejaksaan Risman Tarihoran langsung berucap tidak mau diwawancara, apalagi sama Cikarang Ekspres.
“Saya juga bingung kenapa Kejari bersikap seperti itu. Dia bilang, saya tidak mau diwawancara sama wartawan apalagi sama dia, males saya (sambil menunjuk wajah di depan umum-red),” beberJiovanno meniru ucapan Kajari yang disaksikan oleh wartawan Radar Bekasi, Muhammad Yusuf.
Jiovanno menduga Kajari bersikap seperti itu, lantaran banyak pemberitaan atas kinerja Kejaksaan yang sedikit melempem alias lambat dalam penanganan perkara dugaan korupsi dalam berbentuk laporan dari masyarakat.
“Ini kedua kalinya dia (Risman-red) menunjukkan arogansinya kepada wartawan. Yang pertama kepada teman saya Achmad Arfan dan yang kedua sama saya, sewaktu di Kejaksaan,” ujar Jiovanno.
“Mungkin Bung Risman malu, karena diberitain lantaran kinerja dia yang kurang memuaskan dan didemo oleh masyarakat serta elemen lainnya,” sindirnya. (ton)